I. PENDAHULUAN
Salah satu jenis sebuah system aplikasi yang banyak
digunakan dalam berbagai bidang adalah Decision Support System atau disingkat
DSS. DSS merupakan suatu system informasi yang diharapkan dapat membantu
manajemen dalam proses pengambilan keputusan . Dalam hal ini, kata kunci yang
perlu diperhatikan adalah keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas
manager namun sebagai sarana penunjang manager dalam mengambil keputusan [1]. Definisi DSS adalah 1) system tambahan, 2) mampu
mendukung analisis data secara ad hoc dan pemodelan keputusan, 3) berorientasi
pada perencanaan masa depan, dan 4) digunakan pada interval yang tak teratur
atau tak terencanakan. Definisi lain menyebutkan bahwa istilah DSS mengacu pada
“situasi dimana system final dapat dikembangkan hanya melalui adaptive proses
pembelajaran dan evolusi sehingga dapat diartikan bahwa DSS sebagai hasil dari
pengembangan proses dimana user DSS, DSS builder dan DSS itu sendiri semuanya
bisa saling mempengaruhi [2]. Pada dasarnya DSS merupakan sebuah system dimana
dapat membantu seorang manager untuk mengambil keputusan secara tepat dan
akurat karena DSS telah didukung oleh kemampuan menganalisis yang cermat berdsarkan
data-data dan metodologi yang tepat. Selian itu output yang dihasilkan oleh DSS
dapat disajikan dengan lebih jelas, terperinci dan dapat melibatkan multimedia
berupa grafik. Dalam penerapannya DSS dapat diaplikasikan dalam berbagai
bidang, yaitu bidang pendidikan, social, ekonomi, kesehatan dan sebagainya.
DSS bukan merupakan hal baru dalam teknologi
informasi, sistem pengambilan keputusan pertama kali dikembangkan pada tahun
1960an dimana implementasi DSS dalam bentuk sistem komputer interaktif yang
dilakukan di Massachutts Institute of Technology[3]. Sistem pengambilan keputusan diperlukan karena
pemikiran manusia terbatas dalam penyimpanan, manusia memiliki keterbatasan
dalam pengambilan keputusan dan kolaborasi dengan yang lain dimana akan dapat
menghasilkan kemungkinan solusi yang lebih luas. Sehingga dalam penerapannya
sistem pengambilan keputusan hanya bertugas membantu user dalam mengambil
keputusan karena keputusan terkahir ada pada keputusan user. Implementasi
sistem pendukung keputusan dapat diterapkan dalam beberapa aspek kehidupan
dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi user dalam mengambil
keputusan. DSS merupakan system yang didesain untuk mendukung pengambilan
keputusan managerial pada program yang tidak terstruktur. Selain itu DSS dibangun untuk mendukung solusi atau untuk
evaluasi peluang dan metodologi yang digunakan adalah dengan tujuan untuk
pengambilan keputusan.
II.
LANDASAN
TEORI
Sistem
pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan suatu system
berbasis komputer dimana dapat melakukan
pengolahan dan menjadi informasi bagi user sebagai pendukung user dalam
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. System pendukung
keputusan di rancang dengan tujuan untuk dapat meningkatkan efektivitas dalam
pengambilan keputudan. Dalam hal ini terdapat beberapa tipe keputusan yaitu
keputusan terstruktur, keputusan semi terstruktur dan keputusan tidak terstuktur.
Penambahan
terbaru pada konsep DSS adalah system penunjang keputusan kelompok (group
decision Support System- GDSS). GDSS berusaha memperbaiki komunikasi diantara
para anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dimana dapat
mendukung pengambilan keputusan dengan menyediakan perangkat lunak GDSS yang
disebut dengan perangkat kelompok (groupware).
Alur/
proses pemilihan alternative dalam pengambilan keputusan terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut : [3]
a. Tahap
Penelusuran (Intelligence Phase)
Pada
tahap ini saran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data,
identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah,
hingga terbentuk pernyataan masalah. Kepemilikan masalah berkaitan dengan
bagian apa yang akan dibangun dan apa tugas dari system pendukung keputusan
yang akan dibuat sehingga model tersebut relevan dengan kebutuhan pemilik.
b. Tahap
Perancangan (Design Phase)
Tahap
Proses pengambilan keputusan setelah tahap intelligence dilakukan, pada tahap
ini diformulasikan model yang akan digunkan dan kriteria-kriteria yang
ditentukan, mencari alternative model yang bisa menyelesaikan permasalahan.
Kemudian mempredksi keluaran yang mungkin serta menentukan variable-variabel
model.
c. Tahap Pilihan
(Choice Phase)
Pada
tahap design menentukan alternative model beserta variable-variabelnya, maka
pada tahap ini akan dilakukan pemilihan model beserta solusi dari model
tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan
menggantikan beberapa variable.
d. Tahap
Implementasi (Implementation Phase)
Tahap
ini merupakan proses pelaksaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap
ini perlu disusun serangkaian tindakan terencana, sehingga hasil keputusan
dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.
III. PEMBAHASAN
Sistem pendukung keputusan dalam hal ini dapat di
implementasikan dalam beberapa aspek. Implementasi tersebut antara lain:
A. Sistem pendukung
keputusan Pemilihan Makalah Seminar Terbaik (Studi Kasus : Seminar Riset
Teknologi dan Informasi STMIK AKAKOM). [4]
Pemilihan makalah seminar terbaik merupakan salah
satu bentuk apresiasi yang dapat diberikan oleh penyelenggara seminar kepada
penyusun sebuah karya tulis. Terdapat beberapa pertimbangan dalam menyeleksi
selain jumlah halaman, perbedaan gaya penilaian para reviewer, keragaman dan
kompleksitas berbagai ilmu, objektivitas penilaian menjadi tantangan bagi
penyelenggara seminar dalam memilih karya tulias terbaik dengan tujuan semua
keputusan yang diambil dapat menghasilkan sebuah karya tulis yang terbaik dan
dapat diterima oleh semua pihak. Dalam hal ini pembuatan aplikasi system
pendukunge keputusan digunakan untuk memilih seminar terbaik dengan model
keputusan yang dibentuk dari metode kuantitatif dan metode profilr matching.
Beberapa kriteria amakalah terbaik yang digunakan di dalamnya terdapat unsur
keterkaitan tema, bidang, penerimaan makalah dan presentasi. Selain
mengakomodasi berbagai unsur yang digunkan, model yang dibentuk harus juga
mengakomodasi perbedaan gaya penilaian dari para reviewer dan keragaman serta
kompleksitas dari berbagai bidang kajian.
B. Desain dan
implementasi dari DSS berbasis web dalam online Shopping Mall [5]
Online shopping mall merupakan sebuah saluran
pemasaran pertama yang muncul dengan didukung system berbasis web pendukung
keputusan (DSS) dalam web 2.0 dengan tujuan dibangun untuk memudahkan pelanggan
untuk berbagi profil pribadi dan komentar. System yang dibuat dirancang untuk
mengelompokkan pelanggan dari produk masing-masing dan menghasilkan beberapa
asosiasi aturan antara pelanggan dan produk.
Untuk melakukan pemesanan user dapat mengunjungi
dalam dua lapisan DSS yaitu internal dan eksternal. Apabila user menggunakan
lapisan eksternal yang pertmana maka hasil pencarian mengarahkan user untuk
mengunjungi DSS internal maupun halaman detail produk. Output yang dihasilkan
adalah input dari system yang telah diproses. Eksternal dari DSS dapat
diartikan sebagai himpunan dari search engine seperti Google, Bing, dll. Dalam hal ini pencarian yang digunakan dari
search engine menggunakan algoritma untuk memproses hasil dari input yang telah
diproses.
Desain untuk layanan jejaring sosial secara umum
berdasarkan karakteristik web 2.0 dimana mempertimbangkan beberapa aspek,
antara lain pengalaman pengguna, konstruktif komentar, umpan balik dan
kemudahan dalam mengakses. Dalam paper ini mengubah aspek menjadi item yang
parktis, antara lain:
- One-stop shopping, customer dapat memilih produk dari took yang berbeda dimana aliran proses pemesanan adalah balck-box. Untuk pusat perbelanjaan menyediakan akses pembelian dengan semua produk. Karena gudang dari produk tersebut berbeda dalam penyebaran dan pengiriman, CommercePro akan membagi satu pemesan menjadi sub-order.
- Presentasi produk dengan pencarian yang cepat.
- Berbagai pemasaran dalam jejaring social. Dalam hal ini memanfaatkan strategi bisnis dimana memanfaatkan pelanggan untuk menyebarkan informasi mengenai produk yang ditawarkan dengan memberikan poin atau bonus kepada pelanggan pertama yang menyebarkan.
- Menggunakan Cookies untuk menyimpan profil pelanggan. Cookie digunakan untuk menyimpan profil pelanggan di terminal client.
- Mengoptimalkan cache dimana memiliki fungsi untuk meningkatkan kecepatan halaman presentasi dan mengurangi beban kerja dari server.
Penyedia sanitasi sangat dibutuhkan saat darurat
karena dianggap dapat menolong nyawa seseorang karena tanpa akses sanitasi seseorang
dapat terinfeksi penyakit yang menjaring usus. Dalam penelitian ini
mengembangkan system pendukung keputusan untuk merencanakan respons sanitasi
yang tersedia dalam keadaan darurat. Alternatif yang disarankan dalam DSS
didasarkan pada konsep rantai sanitasi dengan mempertimbangkan langkah-langkah
yang berbeda dalam pengelolaan hasil sanitasi dari toilet atau tempat
pembuangan yang aman dari kotoran. DSS pada layer pertama merupakan teknologi
sanitasi dari user dengan memberikan input dan DSS memberikan hasil sanitasi
yang tersisa dengan memberikan informasi mengenai tempat sanitasi yang layak
kemudian akan dihubungkan menjadi rantai evaluasi dimana masing-masing
teknologi informasi dalam rantai akan dievaluasi pada system penilaian. Tahap pada penelitian ini yaitu seleksi dari
teknologi sanitasi yang tersedia untuk sebuah sanitasi darurat, mendefinisikan
kriteria dari proses seleksi, mengembangkan konseptual faremwork DSS dan
computer programming.
D. Sistem Pendukung
Keputusan untuk Perumahan Sementara Pasca-Bencana [7]
Gempa yang terjadi pada tahun 1994 mengakibatkan
pengungsi hamper 10.000 keluarga dan mengahncurkan transportasi utama di
Southern California. Badai Katrina mengakibatkan krisis perumahan nasional
terbesar sejak 1930 Dust Bowl dimana telah menghancurkan lebih dari 300.000
rumah dan meninggalkan lebih dari satu juta orang mencari perlindungan pasca
bencana. Bencana numerous terkecil setiap tahun seperti tornado, kosta atau
banjir besar dan gempa bumi yang menghancurkan rumah-rumah meskipun terjadi
pada skala yang kecil. Mengatur tempat hunian bagi korban bencana merupakan
prioritas utama setelah kebutuhan darurat seperti makanan dan perawatan medis
setelah terpenuhi. Keluarga yang mengungsi tidak hanya sementara dalam waktu
singkat namun dalam waktu yang lebih lama dengan diiringi dengan kenaikan
biaya, keterlibatan pemerintah dan harapan para korban bencana.
Pada awal tahun 2009, FEMA dirilis sebagai Strategi
Nasional penanggulangan bencana pertama dimana mengusulkan untuk meningkatkan
perencanaan dan menguraikan prinsip-prinsip kunci dan kebijakan membimbing
korban pasca terjadi bencana, sementa perumahan mengalami perbaikan. Beberapa
penelitian telah membahas menenai alokasi yang optimal dari perumahan sementara
dimana focus masalah utama yaitu pemilihan kapasitas yang memadai dari rumah
yang tersedia. Begian masalah kedua lainnya pemilihan rumah untuk individu atau
keluarga dimana dipilihkan dalam fase unit sehingga pendidikan, kesehatan dan
kebutuhan social-ekonomi dapat terpenuhi. Dalam paper ini mengusulkan suatu
system pendukung keputusan untuk menugaskan keluarga dan unit rumah yang akan
diselesaikan sesuai dengan kebutuhan. Dalam paper ini mengembangkan model
integer programming dengan tujuan yaitu menegmbangkan rancana perumahan yang
seimbang dan menggunakan model untuk evaluasi tiga heuristic yang bisa
diterapkan dalam system. Dalam hal ini menggunakan prototype untuk
menggambarkan model dan mengevaluasi heuristic dan untuk menunjukkan kesesuaian
dalam mengembangkan rekomendasi perumahan real-time realistis.
E. Sistem Pendukung
Keputusan Berbasis Pengetahuan untuk identifikasi Sidik Jari secara adaptif
dengan menggunakan umpan balik yang relevan [8].
Dalam paper ini menggunakan umpan balik yang relevan
dalam system sidik jari. Dua keterbatasan utama dalam system yaitu kinerja
system sangat tergantung pada fitur sidik jari yang dipilih untuk di
identifikasi dan keakuratan algoritma pencocokan pola yang mendasari serta
tidak ada mekanisme yang efektif untuk meningkatkan permintaan yang akan dating
melalui pengetahuan yang telah diperoleh oleh pengguna saat melakukan
pemeriksaan sidik jari. Umpan balik relevansi. Teknik interaksi antara manusia
dengan computer untuk mengkap dan menggunakan kembali pengetahuai pengguna
telah dipelajari secara ekstensif dalam system pengambilan dokumen berbasis
teks dan system temu kembali citra berbasis konten namun untuk identifikasi
tanggal dilakukan sidik jari sangat jarang dilakukan. Dengan memanfaatkan
relvansi secara umpan balik, paper ini menyajikan centric pengguna dan kerangka
adaptif yang memungkinkan penegtahuan penguji dengan finger print yang akan
diambil dan digunakan kembali untuk meningkatkan keputusan yang akan dating. Hasil yang didapatkan adalah sebuah system
pendukung keputusan berbasis pengetahuan
dengan menyediakan pemeriksaan dengan menampilkan visualisasi intuitif untuk
menganalisis hubungan antara gambar dalam database sidik jari dan relevansi
secara umpan balik untuk menghasilkan overlay ruang. Hal ini berfungsi untuk
mencerminkan pengetahuan yang diambil dari pengguna. Percobaan secara empiris
menyatakan bahwa kemampuan pendekatan ini digunakan untuk meningkatkan akurasi
permintaan dalam identifikasi sidik jari dibandingkan dengan arsitektur
pengolahan data statis system.
Desain arsitektur dalam kerangka system dibagi
menjadi tiga, antara lain: 1) Pendaftaran dan basis data sidik jari berbasis
modul, 2) Modul antarmuka pengguna secara grafis untuk menangkap umpan balik
yang relevan dan visualisasi basis data. 3) ruang modul generasi semantic yang
menciptakan dan memperbarui overlay ruang semantic yang digunakan untuk
identifikasi sidik jari secara adaptif. Pendaftaran dan modul basis data dalam
sidik jari dirancang untuk menyediakan fungsi yang diperlukan dalam modul yang sama
dengan system pencocokan sidik jari. Modul menyediakan mekanisme penting dimana
modul DSS lain akan berinteraksi untuk melakukan tugas dan mengakses data.
Grafis dari antarmuka modul memungkinkan pengguna dalam visualisasi gambar peta
basis data dengan menyediakan cara yang efisien untuk menganalisis antara entry
sidik jari dalam database.
F. Sistem Pendukung
Keputusan dengan Fuzzy untuk Irigasi dan Konservasi air di Bidang Pertanian [9]
Dalam agriculture kebutuhan utama dari konsumen
adalah air, dalam hal ini layanan web telah dikembangkan untuk mempermudah para
petani dalam mengelola kebutuhan air dimana layanan web yang disediakan
difasilitasi dengan otomatisasi dalam irgasi yang dibutuhkan oleh petani. System yang dikembangkan menggunakan fuzzy untuk
meningkatkan irigasi, mengingat informasi tentang tanaman dan situs
karakteristik. Hal ini menggabungkan model prediktif dari kelembapan tanah dan
system inferensi komputasi dengan tindakan untuk irigasi yang paling tepat.
Tiga jenis tanaman yang digunakan untuk menguji system yaitu jagung, kiwi dan
kentang. Fuzzy Decision Support System (FDSS) lebih menguntungkan dibandingkan
dengan model pertanian yang ada dan database (IRRINET). Sensitivitas FDSS diuji
dengan curah hujan secara acak dan juga dalam hal ini diperpanjang dalam
penghematan air.
G. Pengaruh
Keputusan Mobile Health Sistem Pendukung pada Diagnosis dan Manajemen Obesitas, Penggunaan Tembakau, dan Depresi pada Orang Dewasa dan Anak-anak[10]
Aplikasi mobile health (mhealth) semakin banyak
dikembangkan dan telah terintegrasi dalam praktek klinis dan pendidikan, telah
digunakan oleh pasien dan konsumen kesehatan secara mandiri atau bekerja sama
dengan penyedia layanankesehatan mereka. Dalam paper ini berfokus pada system pendukung
keputusan pada mHealth dengan perawatan kesehatan yang professional dan
memberikan layanan kemudahan dalam mengakses layanan kesehatan dengan
memberikan informasi pada perawatan, meningkatkan skrining, meningkatkan
diagnosis, mengurangi kesalahn medis, meningkatkan dokumentasi, meningkatkan
arahan dan efisiensi. Penelitian ini lebih diutamakan dalam meningkatkan
tingkat diagnostic dengan pelatihan secara acakn mHealth DSS dibandingkan
kelompok control untuk obesitas, penggunaan tembakau dan depresi. Dari
penelitian yang telah dilakukan ditemukan pasien (N = 34,349) merupakan unit
analisis dalam uji coba terkontrol secara acak. NP mahasiswa diberi untuk
menerima mHelath DSS untuk 1 dari 3 kondisi. Hasil yang didapat dari penelitan
yaitu terdapat pengaruh yang signifikan (P < .0001) pada diagnosis namun
efek dari jumlah item rencana perawatan bervariasi.
H. Sistem Pendukung
Keputusan Seleksi Pegawai untuk Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode
ANP dan Topsis (Studi Kasus pada PT. PLN (persero) Distribusi Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogayakarta)[11]
PT PLN (persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang menangani segala aspek kelistrikan diseluruh Indonesia sehingga
diperlukan sumberdaya manusia yang baik dan berkulitas. Keputusan untuk
memperoleh pegawai pada suatu jabatan penting sebagai pemimpin bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah, karena hal tersebut dpaat menentukan kesuksesan dari
perusahaan dalam mewujudkan visinya. Sistem pendukung keputusan dibutuhkan
untuk menentukan urutan pegawai yang sesuai dari beberapa pegawai seleksi yang
memenuhi kriteria kompetensi jabatan (SPK). SPK seleksi pegawai untuk promosi jabatan structural
ini merupakan metode Analytical Network Process (ANP). Konsep utama ANP adalah influence (pengaruh) untuk
menyelesaikan permasalahan saling ketergantungan (dependence) antar alternative
atau kriteria, sehingga ANP dapat dimanfaatkan untuk memperoleh bobot kriteria
dengan pengaruh interpendence. Selanjutnya, pemanfaatan metode TOPSIS untuk
memperoleh pengurutan alternative pegawai. SPK dibangun menggunakan Bahasa
pemrograman Java sebagai antarmuka sistemn dan untuk perancangan basis data
menggunakan MySQL.
Hasil dari penelitian yaitu aplikasi yang digunakan
dalam seleksi pegawai untuk promosi jabatan structural berdasarkan
kriteria-kriteria dari penilaian kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil
pengujian dari aplikasi dapat memberikan urutan pegawai yang dapat digunakan
sebagai alternative keputusan bagi pengambil keputusan.
I. Sistem Pendukung
Keputusan Penentuan Debitur yang memiliki Tunggakan Kredit Menggunakan Metode
AHP-TOPSIS (Studi Kasus: BPR Irian Sentosa Cabang Timika)[12]
Penelitian ini dibuat didasarkan pada kebutuhan
Kepala Seksi Kredit dalam menentukan prioritas penagihan tunggakan kredit yang
ada di BPR Irian Sentosa Cabang Timika. Keputusan yang tepat terkait hal
tersebut merupakan salah satu factor penentu dalam menjaga tingkat kesehatan
bank.
Penentuan prioritas penagihan tunggakan kredit
didasarkan melalui delapan variable kriteria dan dalam penelitian menunjukkan
bahwa prioritas penagihan tunggakan kredit dapat ditentukan melalui penggunaan
metode Analitycal Hierarchy Process (AHP)
dan metode Technique for Order Preference by Similarity ti Ideal
Solution (TOPSIS). SPK dengan Metode ini dapat membantu kepala seksi kredit BPR
Irian Sentosa Cabang Timika dengan memantau tunggakan kredit para nasabah.
J. Sistem Pendukung
Keputusan untuk penjadwalan Ambulance [13]
Dalam paper ini mengkaji beberapa aturan keputusan
untuk penjadwalan ambulance. Aturan keputusan penjadwalan menanamkan DED dalam
system pendukung keputusan untuk penjadwalan ambulance darurat dengan
mempertimbangkan kriteria waktu respon rata-rata dan persentase permintaan
ambulance yang menjawab dalam 15 menit, dimana yang biasanya diabaikan dalam
penjadwalan manual.
Tantangan dalam merancang aturan keputusan terletak
pada stochastic dan sifat dinamis dari permintaan, proses pemenuhan dan konsisi
lalu lintas yang kompleks serta pola tata ruang tergantung waktu dari beberapa
parameter sehingga menyulitkan keputusan daalam sebuah masalah. Untuk
menggambarkan penggunaan keputusan aturan yang diusulkan dalam prakteknya,
simulator dikembangkan untuk melakukan beberapa eksperimen numeric untuk
melakukan validasi efektifitas dan efisiensi yang diusulkan dalam pembuatan
aturan keputusan.
IV. KESIMPULAN
Sistem pendukung keputusan atau Decision Support
System (DSS) merupakan suatu system berbasis komputer dimana dapat melakukan pengolahan dan menjadi
informasi bagi user sebagai pendukung user dalam pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Pada dasarnya DSS merupakan sebuah system
dimana dapat membantu seorang manager untuk mengambil keputusan secara tepat
dan akurat karena DSS telah didukung oleh kemampuan menganalisis yang cermat
berdsarkan data-data dan metodologi yang tepat. Selian itu output yang
dihasilkan oleh DSS dapat disajikan dengan lebih jelas, terperinci dan dapat
melibatkan multimedia berupa grafik. Dalam penerapannya DSS dapat diaplikasikan
dalam berbagai bidang, yaitu bidang pendidikan, social, ekonomi, kesehatan dan
sebagainya.
V. DAFTAR RUJUKAN
[1] R. E. Indrajit, “Decision support
system,” pp. 1–3.
[2] J. T. Informatika and F. T. Informasi,
“Sistem Pendukung Keputusan Jurusan TekniK Informatika Fakultas Teknologi
Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,”2002.
[3] “Sejarah Singkat Sistem Pendukung
Keputusan IT FOR BUSINESS.” .
[4] W. Setiyaningsih, “.:: Profile
Matching ::.,” pp. 1–16, 2013.
[5] W. Hong, W. Yang, X. Lihua, and M. Li,
“Design and implementation of web-based DSS online shopping mall,” 2009
IEEE Int. Conf. Control Autom. ICCA 2009, pp. 1308–1313, 2009.
[6] F. Zakaria, H. a. Garcia, C. M.
Hooijmans, and D. Brdjanovic, “Decision support system for the provision of
emergency sanitation,” Sci. Total Environ., vol. 512–513, pp. 645–658,
2015.
[7] T. R. Rakes, J. K. Deane, L. P. Rees,
and G. M. Fetter, “A decision support system for post disaster interim
housing,” Decis. Support Syst., vol. 66, pp. 160–169, 2013.
[8] P. W. Kwan, M. C. Welch, and J. J.
Foley, “A knowledge-based Decision Support System for adaptive fingerprint
identification that uses relevance feedback,” Knowledge-Based Syst.,
vol.73, pp. 236–253, 2015.
[9] E. Giusti and S. Marsili-Libelli, “A
Fuzzy Decision Support System for irrigation and water conservation in
agriculture,” Environ. Model. Softw., vol. 63, pp. 73–86, 2015.
No comments:
Post a Comment